Menulis sastra bagi saya bukan sekadar merangkai kata, melainkan sebuah perjalanan-kadang penuh gelombang, kadang tenang seperti sungai yang mengalir di senja hari. Setiap cerita yang saya tulis adalah refleksi dari pengalaman, pengamatan, dan imajinasi yang berkelindan di kepala. Saya pertama kali jatuh cinta pada sastra saat membaca novel-novel klasik yang mengajak saya menjelajahi dunia di luar batas realitas. Dari sana, saya mulai merangkai puisi, cerpen, hingga esai yang menggali sisi-sisi terdalam kehidupan. Ada kegembiraan tersendiri saat melihat kata-kata berubah menjadi jendela yang menghubungkan pembaca dengan dunia yang saya ciptakan. Tak hanya sebagai penulis, saya juga seorang pengamat dan penikmat sastra. Interaksi saya dengan berbagai karya, mulai dari puisi Sapardi Djoko Damono yang lembut hingga prosa Pramoedya Ananta Toer yang tajam, telah membentuk cara saya memandang dunia. Setiap buku yang saya baca mengajarkan sesuatu yang baru, memperkaya sudu...