Hari kedua, 7 Februari 2025

Hari kedua...Hari ini aku bangun agak kesiangan yaitu jam 6.30 pagi hari. Setelah aku beranjak dari kasur aku segera menuju kamar mandi untuk mandi, karena kelas dimulai pukul 08.00 bersama ibu Syarah Veniaty. Setelah selesai mandi aku segera mempersiapkan barang barang yang akan aku bawa ke kampus. Waktu sudah menunjukkan pukul 7.40 aku segera berangkat ke kampus.

Siangkat cerita setelah sampai di kampus aku bersantai di parkiran belakang prodi. Hujan tiba-tiba turun setelah aku sampai di kampus, sebenarnya enaknya tidur kalau sedang hujan, namun karena ada kelas jadinya harus semangat menjalani hari di kampus hehe.

Waktu demi waktu berlalu tak terasa jam ibu Veniaty telah selesai. Hari ini ibu Veniaty hanya masuk sebentar saja yaitu pukul 08.00-08.40 karena hanya menginfokan kontrak pembelajaran kami. Seperti kemarin saat pulang aku selalu bersama sang pujaan hati, kami berdua ingin pergi makan siang, namun tidak tau ingin makan apa. Kami menemukan tempat makan seblak prasmanan rekomendasi dari seorang food vloger dari platform Tik Tok, tanpa berlama lama aku bersama sang pujaan hati segera menuju ke tempat tersebut. Sesampai di tempat tersebut kami segera mengambil bahan bahan yang akan dimasak di seblak kami. Betapa terkejutnya kami setelah seblak kami sampai porsinya sangat jauh dari perkiraan, porsi yang diberikan sangat banyak, padahal total dari seblak kami hanya Rp .15.000 Rupiah.

(Ini sudah dimakan lumayan banyak)

Telur 1            : Rp. 5.000 Rupiah
Mie kuning 2  : Rp. 2.000 Rupiah
Kerupuk 5      : Rp. 5.000 Rupiah
Jamur 1          : Rp. 3.000 Rupiah 
Total               : Rp. 15.000 Rupiah

Jujur dengan harga semurah ini kami tidak menyangka akan mendapatkan seblak seenak dan sebanyak ini. Lokasi seblak ini ada di jalan Sangga buana 1, di sebelah Quantum vape store. Seblak yang satu ini benar-benar rekomendasi sekali bagi kalian yang mau nyoba.

Setelah selesai makan seblak aku bersama sang pujaan hati ingin mencari jajanan manis untuk menetralkan rasa pedas yang kami rasakan. Kami memutuskan untuk pergi ke jalan Yosudarso untuk membeli mochi yang berada di depan TVRI. Untuk rasa mochinya biasa saja, tapi kalian bisa nyoba varian mochi yang Red Cheese, tapi bagi kalian yang kurang suka keju sepertinya tidak akan suka dengan mochi ini karena kejunya sangat banyak, kembali lagi sesuai selera masing masing saja. Makan dan jajan kami sudah selesai, dan juga waktu sudah menunjukkan pukul 15.30. Aku bersama sang pujaan hati memutuskan untuk pulang karena sudah sore hari dan melanjutkan kegiatan kami masing-masing dirumah.

Sekian cerita SINGKAT aku hari ini, seperti hari kemaren saja karena sampai dirumah kerjaan ku cuma makan dan tidur saja, jadi tidak perlu diceritakan. Terima kasih bagi kalian yang mau membaca cerita aku hari ini. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari pertama, 06 Februari 2025

  Ini adalah blog pertama yang saya buat seumur hidup saya, karena ini adalah tugas dari pak Jumadi untuk kami kelas B, kami ditugaskan untuk membuat blog sampai UTS dilaksanakan😓, jadi yasudah aja lah ya kita buat saja. Hari Pertama, pada pukul 05.00 dini hari aku terbangun, aku berusaha untuk tidur lagi namun aku tak kunjung terbawa ke dunia mimpi (gabisa tidur) karena aku merasa tidak bisa tidur lagi, aku beranjak dari kasur kemudian menuju dapur untuk menyeduh segelas kopi, sambil menunggu mentari memancarkan silaunya, aku duduk sambil meminum kopi yang aduhai mantapnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09.30, aku segera mandi dan bersiap-siap untuk menuju kampus, karena pada pukul 11.00 ada kelas bersama pak Jumadi. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 10.30 aku segera berangkat dari rumah menuju kampus, setelah sampai kampus aku bersantai di belakang prodi sembarih menunggu pak Jumadi yang akan masuk pada pukul 11.00. Pada jam 12.00 mata kuliah pak Jumadi telah selesai...
Baca selengkapnya

Tugas membuat puisi

 Puisi ini terinspirasi dari blog saya pada tanggal 22 Februari 2025. Api Unggun Karya : Leonhard Di bawah langit malam yang gelap, Api unggun menyala, memecah sunyi, Bercahaya, menari-nari di angin sepoi, Menyebar hangat, merayakan keheningan. Kepulan asap melingkar, menghilang ke udara, Di setiap nyala, ada kisah yang terpendam, Dari ranting yang pecah, suara yang terdengar, Seperti bisikan alam yang merunduk dalam. Semburat jingga mengalir di wajah teman, Mata yang berbinar, bercerita tanpa kata, Di sini, di sekitar api ini, kita berbagi, Keabadian malam, yang tak lekang oleh waktu.
Baca selengkapnya