Tugas cerpen
Cerpen ini diambil dari kisah saya sendiri. Dimana saat pemakanan kakek dari ayah saya, kami sekeluarga mendapatkan kabar dari kampung bahwa kakek dari ibu saya meninggal. Judul: Dua Kursi Kosong di Ujung Jemaat Pagi itu gereja berdiri lebih sunyi dari biasanya, seolah loncengnya pun ragu untuk membangunkan duka yang sedang terlelap. Hari itu adalah hari perpisahan untuk Kakek Surya ayah dari ayahku yang telah berpulang dini hari. Ia selalu duduk di bangku depan saat misa, mengenakan kemeja putih yang selalu disetrika oleh tangannya sendiri. Ia percaya bahwa menghadap Tuhan itu seperti menghadap tamu agung harus dengan hati dan pakaian terbaik. Kini, bangku itu kosong. Seperti sebuah kursi tua yang ditinggal pemiliknya, tetap berdiri, tapi tak lagi berarti. Ayah berdiri di samping peti, membaca Mazmur 23 dengan suara yang bergetar. “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya...” Tapi di akhir kalimat, suaranya pecah, seperti kaca retak yang tak bisa lagi mema...